Legislator Andi Nirawati Tanyakan Keberhasilan Anggaran Kursus Singkat Rp77 Juta Di Sulsel

Anggota DPRD Sulsel, Ir. Hj. Andi NIRAWATI, ST (kiri)
PABICARA.COM, MAKASSAR - Komisi E DPRD Sulsel menggelar rapat kerja untuk mengevaluasi kinerja Triwulan IV tahun 2024 di Ruang Komisi E, Gedung Tower lantai 7. Rapat tersebut dihadiri oleh mitra kerja komisi, termasuk Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan, Kamis, 16 Januari 2025.
Dalam kesempatan itu, Anggota Komisi E, Hj. Andi Nirawati, memberikan sejumlah masukan kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Jayadi Nas, terutama terkait laporan realisasi anggaran, dengan fokus pada biaya tenaga kerja.
"Saya ingin melihat perbandingan antara jumlah perusahaan yang diawasi (4.429 perusahaan) dengan jumlah tenaga kerja yang tercover. Informasi ini penting untuk mengukur efektivitas pengawasan dan mengetahui apakah kebutuhan tenaga kerja sudah terpenuhi atau masih perlu ditingkatkan," jelas Andi Nirawati.
Legislator Partai Gerindra ini juga mempertanyakan relevansi anggaran kursus singkat sebesar Rp77.249.100 dengan target yang ingin dicapai.
"Saya ingin mengetahui output yang dihasilkan dari program kursus singkat ini. Apakah anggaran yang relatif kecil tersebut sudah memadai untuk mencapai target yang diharapkan? Jangan sampai program ini tidak memberikan hasil yang optimal," tegasnya.
Selain itu, Andi Nirawati juga menyoroti pentingnya kerja sama dengan perguruan tinggi untuk menyiapkan sumber daya manusia yang siap kerja dan mendukung pertumbuhan UMKM. "Kita perlu memastikan bahwa program-program yang kita jalankan menghasilkan output yang nyata dan bermanfaat bagi masyarakat," tambahnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Jayadi Nas, menyampaikan bahwa dari total penduduk Sulawesi Selatan sekitar 9,9 juta jiwa, terdapat 4,9 juta orang yang masuk dalam angkatan kerja. Dari jumlah tersebut, 4,7 juta orang sudah bekerja, sehingga angka pengangguran di Sulawesi Selatan saat ini mencapai 209.000 orang.
'Saya senang menyampaikan bahwa tingkat pengangguran kita mengalami penurunan dari 4,35% pada tahun 2023 menjadi 4,19% pada tahun 2024, atau turun sebesar 0,14%,' ungkap Jayadi Nas.
Namun, beliau juga menyoroti tantangan yang dihadapi, yaitu tingginya persentase tenaga kerja dengan pendidikan SMP ke bawah (52,86%). Kelompok ini cenderung mencari pekerjaan di sektor padat karya.
'Sektor padat modal dan padat teknologi memerlukan keterampilan yang lebih tinggi. Sementara itu, dunia usaha saat ini semakin mengarah pada efisiensi, efektivitas, dan pemanfaatan teknologi. Ini menjadi tantangan besar bagi tenaga kerja dengan pendidikan rendah,' ujar Jayadi Nas.(*)