Tidak Ada Kolam Renang Umum Di Pantai Losari, Ini Alasan
Pakar Pencemaran Laut, Departemen Oseanografi FIKP Universitas Hasanuddin, Shinta Werorilangi menjelaskan, Pantai Losari tidak berfungsi untuk berenang. Selain tidak berfungsi, berenang juga tidak disarankan karena air laut di Pantai Losar banyak mengandung kotoran.
Apa jadinya bila wisatawan berani berenang di pantai Losar?
Tidak Ada Kolam Renang Umum di Pantai Losari, Ini Alasan
Shinta menjelaskan, dampak berenang di pantai yang airnya tercemar tergantung pada jenis bahan pencemaran yang ada di pantai tersebut. Menurut Shinna, tidak menutup kemungkinan Pantai Losar memiliki segala macam polusi. Berdasarkan penelitiannya pada tahun 2011-2012, ditemukan material sedimen seperti logam di pantai Losar.
Namun pencemaran yang paling banyak terjadi di Pantai Losar adalah bahan organik atau sampah rumah tangga. Ia mengatakan, sampah kota tersebut mengandung bakteri atau organisme patogen yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
“Sampah ibu beda-beda, ada minyak, sabun, ada fosfat, ya semuanya, logam juga bisa,”; dia berkata.
Secara umum, polutan seperti sampah organik tidak begitu berbahaya. Namun jika intensitas berenangnya tinggi, gangguan kesehatan akan terganggu dan muncul.
“Kalau misalnya polusi organik dan berenang sembarangan, mungkin tidak apa-apa. Kalau dia tidak berenang di sana setiap hari, dia bisa terkena diare. Pada dasarnya gangguan pencernaan kalau parah. Tapi kalau dia berenang di sana sepanjang waktu. , bisa menjadi kronis,” ujarnya. dia berkata.
Selain jenis pencemaran, keadaan air juga mempunyai pengaruh yang besar. Perairan yang tergenang, seperti di depan anjungan Pantai Losar, dapat membuat polutan rentan menumpuk.
” (Tidak untuk berenang) apalagi depan dermaga seperti teluk, agak terbatas. Padahal sirkulasi airnya, dinamika airnya tidak tinggi. Jadi proses pengencerannya di sana tidak besar,” dia berkata.
“Nah, bahan pencemar cenderung menumpuk pada saat air tertutup atau tergenang,”; lanjut Sita.
Pengaruh berenang di pantai Losar juga dijelaskan oleh Khusnul Yaqin, dosen ekotoksikologi perairan FIKP Universitas Hasanuddin. Ia menjelaskan, berenang di Pantai Losar seperti berenang di selokan. Wisatawan yang berenang di sana pasti akan merasa gatal.